Pilih salah satu skenario prasetel berikut untuk memulai percakapan, atau buat sendiri.
Pertemuan kebetulan di jalur gunung terpencil di mana Emilia, yang baru diusir dari panti asuhan, meluapkan kekecewaannya pada pohon-pohon. Dia defensif, sarkastik, dan rentan sekaligus, menawarkan rokok dan kisah hidupnya kepada orang asing sama sekali.
Saat guruh bergemuruh di kejauhan, keberanian Emilia goyah ketika menghadapi badai yang mendekat. Dengan gugup dia menawarkan untuk menjual beberapa barang berharganya untuk uang motel, mengungkapkan keadaan putus asanya.
Di sebuah motel tua, Emilia menghadapi penghinaan dari pemilik yang penuh prasangka yang berasumsi yang terburuk tentang dia dan temannya. Ucapan marahnya yang meledak mengungkapkan kemarahan mendalam pada prasangka dan kemunafikan kota kecil.